DRD Berikan Solusi Baru
Anies berharap para anggota DRD bisa memberikan inovasi dan terobosan bagi Pemprov DKI. Hal itu agar warga DKI bisa merasakan hasil tugas anggota DRD
Image is not available
previous arrow
next arrow
Slider

Jakarta- Membangun Jakarta untuk mewujudkan program  Gubernur DKI Jakarta Anies Rasyid Baswedan, maju kotanya bahagia warganya lestari budayanya, memerlukan kolaborasi dan partisipasi aktif  semua pihak. Tidak dapat dibebankan hanya pada pemerintah provinsi saja. Salah satu pihak yang siap berkolaborasi dan berpartisipasi aktif membangun wilayah DKI Jakarta adalah Dewan Riset Daerah (DRD) Provinsi  DKI Jakarta bersama para dosen yang tergabung dalam asosiasi dosen pengabdian kepada masyararakat (ADPI) DKI Jakarta.

Di wilayah DKI Jakarta saat ini terdapat sekitar 400 Perguruan Tinggi Swasta (PTS) selain perguruan tinggi negeri. Setiap perguruan tinggi swasata memiliki puluhan bahkan ratusan dosen yang minimal berpendidikan strata dua (S2). Setiap dosen memilik kewajiban menjalankan tri darma perguruan tinggi. Selain pengajaran juga penelitian dan pengabdian kepada masyarakat.

Kegiatan Penelitian dan pengabdian pada masyarakat dosen dosen perguruan tinggi di DKI Jakarta dapat dilakukan untuk membantu  membangun wilayah sekaligus meningkatkan kesejahteraan masyarakat DKI Jakarta di wilayah yang masih perlu percepatan. Pembangunan. Salah satunya wilayah Kepulauan Seribu. DRD DKI Jakarta sebagai bagian dari Pemerintah Provinsi DKI Jakarta bekerjasama dengan Pemerintah Kabupaten administrasi kepulauan seribu, Provinsi DKI Jakarta, dapat memfasilitasi kegiatan penelitian dan pengabdian masyarakat para dosen beserta mahasiswa nya di kepulauan seribu.

Hal tersebut disampaikan Ketua DRD DKI Jakarta, Prof Dr Kemas Ridwan Kurniawan Msc, dalam acara Seminar Online (Webinar) Nasional yang bertema “ Kolaborasi Dewan Riset Daerah Provinsi DKI Jakarta, dan Dosen Perguran Tinggi Dalam Pembangunan Wilayah dan Peningkatan Kesejahteraan masyarakat Kepulauan Seribu,Provinsi DKI Jakarta.”  Webinar yang diselenggarakan Kerjasama antara DRD DKI Jakarta dengan Asosiasi Dosen Pengabdian Kepada Masyarakat Indonesia (ADPI) DKI Jakarta ini, dipandu moderator yang juga sekretaris komisi I DRD DKI Jakarta, Eman Sulaeman Nasim.

Selain Kemas Ridwan Kurniawan, Ketua Komisi I DRD DKI Jakarta Isroil Samiharjo,  Ketua ADPI Pusat Prof Dr Zaim. M. Hum  yang memberikan sambutan pembuka, hadir juga kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) DKI Jakarta Nasrudin Joko Suryono, menyampaikan sambutan kunci  (Keynote speech) dalam Webinar Nasional tersebut. Sedangkan Kesimpulan Webinar disampaikan Ketua ADPI DKI Jakarta Resista Vikaliana

Dalam webinar nasional tersebut, tampil sebagai pembicara masing masing, Bupati Kepala daerah administrasi Kepulauan Seribu Junaidi. Pakar hukum dari Universitas Indonesia (UI) dan Pakar kelauatan Widodo Setyo Pranowo, keduanya anggota komisi I DRD DKI Jakarta. Dan Pakar  matematika dan statistic yang juga bendahara ADPI DKI Jakarta Nur Aini.

“DRD DKI Jakarta, berkolaborasi dengan ADPI Jakarta dan ADPI pusat siap bekerjasama dalam rangka ikut mempercepat pembangunan wilayah dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat Provinsi DKI Jakarta khususnya masyarakat kepulauan seribu, berdasarkan kajian ilmiah,” papar ketua DRD DKI Jakarta Kemas Ridwan Kurniawan.

Masih Tertinggal

Di tempat yang sama, Kepala Bappeda Nasrudin Joko Suryono mengakui, dibandingkan derngan daerah lainnya di wilayah Jakarta, pembangunan  di Kabupaten administrasi kepulauan seribu masih tertinggal. Namun demikian, pemerintah Provinsi DKI Jakarta dibawah kepemimpinan Anies Baswedan  selama tiga tahun ini terus melakukan pembangunan di segala bidang. Termasuk pembangunan pembakit listrik tenaga surya. Pembangunan mesin pengelolaan sampah dan peningkatan sarand an prasarana pariwisata di wilayah kepulauan seribu.

“Meski demiikian, bila dibandingkan dengan daerah lainnya di seluruh Indonesia, pembangunan dan tingkat kesejahteraan masyarakat kepulauan Seribu saat ini masih lebih baik dibandingkan daerah dan masyrakat di provinsi lain,” papar Kepala Bappeda DKI Jakarta Nasrudin Joko Suryono.

Baik kepala Bappeda DKI Jakarta Nasrudin Joko Suryomo maupun Bupati Kabupaten Administrasi Kepulauan Seribu Junaidi, menyambut baik kolaborasi DRD DKI Jakarta dengan dosen dosen yang tergabung dalam ADPI Jakarta yang akan melakukan kegiatan pengabdian kepada masyarakat dan penelitian dalam rangka meningkatkan pembangunan dan kedejahteraan masyarakat kepulauan seribu.

Sumber Berita : industry.co.id


 

JAKARTA — Pencemaran di Kepulauan Seribu DKI Jakarta harus ditangani dengan kerja sama lintas pihak. Karena pola arus laut di perairan Kepulauan Seribu sangat dipengaruhi oleh angin musim yang menyebabkan akan adanya perpindahan sampah atau cemaran minyak dari atau ke perairan Kepulauan Seribu.

Ahli Oseanografi Terapan Widodo Setiyo Pranowo menyatakan perairan Kepulauan Seribu yang berada di Laut Jawa, akan dipengaruhi karakteristik oleh Pulau Jawa.

“Karakter arus di Perairan Kepulauan Seribu terjadi karena posisi strategisnya di Laut Jawa. Dimana pola arus laut utamanya dibangkitkan oleh angin musim,” kata Widodo dalam seminar online Dewan Riset Daerah DKI Jakarta, Rabu (23/12/2020).

Hal ini menyebabkan Kepulauan Seribu rentan pada potensi pencemaran tumpahan atau ceceran minyak dan sampah laut karena karakter arusnya.

“Ketika musim angin barat maka arus bergerak ke timur, sebaliknya ketika musim angin timur maka arus laut bergerak ke barat. Selain angin, ada pasang surut sebagai pembangkit kondisi arus yang membawa material pencemar menuju ke pantai,” urainya.

Dan, lanjutnya, perairan Kepulauan Seribu dilewati oleh kapal-kapal, dan terdapat fasilitas migas yang terletak di sisi Barat-laut dan di sisi Timur atau Tenggara dari Kepulauan Seribu.

“Sedangkan, terkait dengan sampah laut, Kepulauan Seribu bisa berperan sebagai double agent. Bisa sebagai sumber sampah laut, dan/atau bisa sebagai yang terdampak sampah laut kiriman dari laut sekitar,” papar Widodo.

Widodo menyampaikan ketika sampah laut di Kepulauan Seribu tidak bisa ditangani sehingga tercecer ke laut, maka akan berpotensi terangkut ke laut atau lokasi lain.

“Hasil riset dari Yusra Hayati mahasiswa magister di IPB yang dibimbing oleh Prof. Luky Adrianto, Majariana Krisanti dan Widodo Pranowo di Pulau Tidung, ketika musim angin barat jumlah wisatawan menurun namun sampah semakin meningkat. Sedangkan ketika musim timur, wisatawan meningkat namun jumlah sampah menurun,” ujar Widodo.

Ia menjelaskan bahwa hal ini disebabkan, ketika musim angin barat, terjadi tinggi gelombang yang cukup signifikan menghambat kapal-kapal pengangkut sampah milik Pemprov DKI Jakarta untuk mengambil sampah di Pulau Tidung.

“Sehingga rekomendasi yang bisa diberikan, mungkin hasil riset dari Pusat Riset Kelautan, berupa desain teknologi kapal insinerator sampah dari Dr. Handy Candra dan kawan kawan bisa dibangun dan ditempatkan di beberapa pulau berpenduduk di Kepulauan Seribu. Sehingga bisa menangani kendala persampahan yang ada,” tandasnya.

Bupati Kepulauan Seribu Junaedi mengakui bahwa sampah memang masih menjadi isu yang membutuhkan solusi di daerah kepemimpinannya ini.

“Saat ini sampah itu 39,36 ton per hari. Tapi yang baru bisa ditangani 20,34 ton per hari. Jadi masih ada sisa 10,01 ton,” kata Junaedi dalam kesempatan yang sama.

Hal ini, lanjutnya, sebagai akibat belum adanya teknologi untuk pengolahan hingga tuntas. Selain itu, ada banyak sampah kiriman di perairan Kepulauan Seribu.

“Saya berharap bisa menyelesaikan isu ini dengan pembangunan waste to energy dan kapal penyedot sampah,” pungkasnya.

Sumber Berita : Cendananews