Status Pemulihan Stok Teripang di Perairan Kepulauan Seribu
Recovery Status of Sea Cucumber in The Seribu Islands
Abstract
Penelitian pemulihan stok teripang pasir (Holothuria scabra) telah dilakukann di Perairan Kepulauan Seribu pada dua periode yaitu tahun 2003 - 2004 dan tahun 2008-2009. Teripang yang digunakan dalam penelitian berasal dari perairan Ringgung, Teluk Lampung, ada yang berukuran benih maupun siap dilepaskan di alam. Teripang yang berukuran benih atau kurang dari 100 gram dibesarkan dahulu dalam kurungan tancap berlidah sampai berukuran matang gonad, panjang 220 ml dan berat 200 - 300 gram. Pengamatan kondisi lingkungan perairan menunjukkan bahwa Pulau Kongsi mendukung untuk lokasi pembesaran teripang pasir (Holothuria scabra), dan Pulau Pamegaran sebagai lokasi untuk pelepasan teripang di alam (Restocking). Selain mempunyai habitat sesuai dengan habitat alami, perairan Pulau Pamegaran merupakan wilayah yang semi tertutup, dan sedimen dasar perairan relatif lebih halus. Jaring tancap berlidah merupakan sarana yang paling tepat untuk pembesaran teripang sebelum dilepas di alam, karena mempunyai tingkat kelolosan yang rendah bahkan dalam penelitian tingkat kelolosan dari jaring 0%. Laju pertumbuhan teripang per hari pada beberapa kali percobaan pembesaran di Pulau Kongsi selama 8-9 bulan pada kisaran 0,41-0,82% dengan kelolos hidupan mencapai 100%. Laju pertumbuahan per hari teripang yang dilepas di perairan Pulau Pamegaran selama 12 bulan adalah 0,4 %, dengan tingkat kelolos hidupan 4%. Melalui kegiatan pelepasan (restocking) teripang pasir, perairan Pulau Pamegaran dapat dimanfaatan sebagai daerah reservasi.
References
Anonim. (2007). Ringkasan Hasil pertemuan COP 14 CITES dan Banggai Cardinal Fish. Direktorat Konservasi dan Taman Nasional Laut. Direktorat Jenderal Kelautan, Pesisir, dan Pulau-Pulau Kecil. Palu.
Darsono P. (2004). Teripang (Holothurians) perlu Dilindungi, Lokakarya Usulan Jenis Satwa dan Tumbuhan yang perlu Dilindungi Perundang-undangan di Indonesia. Puslit Biologi-LIPI. Bogor, 8 Desember 2004. p.11.
Djamali A., Mubarak H., Mudjiono, Darsono P., Aziz A., & Sumadhiharga O.K. (1998). Sumber daya Moluska dan Teripang dalam Potensi dan Penyebaran Sumber Daya Ikan Laut di Perairan Indonesia. Kom.Nas. Pengkajian Stok Sumber Daya Ikan Laut: 156-163.
Eys S.V. (1986). The International Market for Sea Cucumber. INFO fish, 5, 41-44.
Hartati S.T., Basuki R., Dharmadi, & Zainy R. (2000). Penelitian Bioekologi Teripang Pasir (Holothuria scabra) di perairan Kepulauan Seribu dalam Upaya Menunjang Kegiatan Pengkayaan Stok (Stock enhancement).
Hartati S.T., Wahyuni I.S., & Zainy, R. (2001). Penelitian Stok Teripang dan Lingkungan Perairannya di Kep. Seribu. Lap.Keg.Pen. BPPL Jakarta.
Hashimoto Y. (1979). Marine Toxins and Other Bioactive Marine Metabolites. Japan Scientific. Press. Tokyo.
Martoyo, J.N. Aji., & Winanto, T. (1994). Budidaya Teripang. Penebar Swadaya. Jakarta.
Nuraini, S., Subani, W., & Wahyuni I.S. (1990). Studi Tentang Perikanan Teripang di Kab. Kolaka, Sulawesi Tenggara. Jur. Pen.Per.Laut. (54), 65-71.
Smith, I.R., & Marahudin F. (1985). *Eds). Ekonomi Perikanan; Dari Teori Ekonomi Pengelolaan Perikanan. Yayasan Obor Indonesia Gramedia. Jakarta.
Supriharyono. (2000). Pengelolaan Ekosistem Terumbu Karang. Penerbit Djambatan. Jakarta. p.118.
Teswara, A. (1995). Perbandingan Komposisi Jenis-jenis Teripang (Holothuroidae) di P. Kayu Angin Bira dan P. Pramuka, Taman Nasional Laut P. Seribu Jakarta. Universitas Nasional. Jakarta.
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License.