Perubahan Bentuk Jaringan Biota Terdegradasi (Kerang Hijau, Rajungan, dan Beronang) di Perairan Kamal dan Cilincing, Teluk Jakarta

Changed of Form of Degradaded Biota Tissue (Green Clam, Swimming Crab, and Beronang) in Kamal and Cilincing Waters, Jakarta Bay

  • Sri Turni Hartati Pusat Riset Perikanan, BRSDM KP
  • Prihatiningsih Prihatiningsih Pusat Riset Perikanan, BRSDM KP
  • Budi Nugraha Pusat Riset Perikanan
Keywords: Biota, terdegradasi, kamal, cilincing, teluk jakarta

Abstract

Teluk Jakarta adalah wilayah perairan yang mengalami eutrifikasi tinggi, status wilayah perairan dapat dipisahkan antara hiper-eutrophic dan eutrophic. Kondisi ini sangat dipengaruhi oleh zat hara hasil dari aktifitas daratan Kota Jakarta yang disalurkan melalui 13 muara sungai ke perairan Teluk Jakarta. Status hiper-eutrophic terdapat pada daerah muara sungai yang dapat menyebabkan tumbuhnya mikroorganisme yang bersifat racun, seperti fenomena alga merah yang menyebabkan terjadinya kematian massal ikan. Kompleksitas kegiatan yang tidak terkendali di Teluk Jakarta mengakibatkan terdegradasinya lingkungan perairan. Dampaknya terhadap sektor perikanan adalah kerusakan habitat dan menurunnya kualitas dan kuantitas sumber daya ikan. Masalah yang sering terjadi adalah kasus kematian ikan masal dan beberapa jenis biota telah terdegradasi, seperti kerang hijau (Perna viridis), rajungan (Portunus pelagicus) dan beronang (Siganus sp). Tulisan ini menyajikan sampai sejauh mana dampak dari pencemaran Teluk Jakarta terhadap sumber daya ikan yang ada, melalui kajian perubahan bentuk mikroanatomi jaringan biota terdegradasi (kerang hijau, rajungan, dan beronang) yang didaratkan di perairan Kamal dan Cilincing. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kualitas perairan Teluk Jakarta terutama di muara, sebagian parameter kimiawi sudah melebihi ambang batas baku mutu air, sepert ammonia (NH3), phosphat (PO4), nitrat (NO3), fenol, dan BOD5 dan untuk logam berat yaitu seng (Zn), nikel (Ni), dan tembaga (Cu). Analisis mikroanatomi jaringan insang dan hati pada kerang hijau, rajungan, dan beronang lingkis dari Kepulauan Seribu menunjukkan struktur yang normal dan sampel dari Teluk Jakarta menunjukkan tidak normal atau ada kerusakan, dikatakan telah terdegradasi. Implementasi kebijakan yang direkomendasikan adalah Langkah konkrit harus dilakukan Pemerintah DKI Jakarta adalah membangun IPAL disetiap muara sungai agar air yang bermuara tidak membawa polutan ke laut yang berdampak tercemarnya perairan dan biota di Teluk Jakarta.

 

References

Aryani, Y. (2004). Toksisitas akut limbah cair pabrik batik CV. Giyanto Santoso Banaran Surakarta dan efek sublethalnya terhadap struktur mikroanatomi Branchia dan Hepar Ikan Nila (Oreochromis niloticus T.). Skripsi. Surakarta : Biologi FMIPA UNS.

BPPL. (2006). Identifikasi kondisi sumberdaya dan lingkungan pada lokasi pemanfaatan lahan perikanan di Teluk Jakarta. Laporan Teknis 2006. Jakarta: Balai Penelitian Perikanan Laut.

BRPL. (2007). Riset sumberdaya ikan dan lingkungan perairan Teluk Jakarta dan Kepulauan Seribu. Laporan Teknis 2007. Jakarta: Balai Penelitian Perikanan Laut.

Damar, A. (2003). Effects of enrichment on nutrient dynamics, phytoplankto dynamics and prmary production in Indonesia tropical waters : A comparison between Jakarta Bay, Lampung Bay and Semangka Bay. Dissertation zur Erlangung des Doktorgrades der Mathematisch-Naturwissenschaftlichen Fakultät der Christian-Albrechts-Universität zu Kiel.

Darmono. (1995). Logam dalam sistem biologi air. Jakarta: UI Press.

Destiany, M. (2007). Pengaruh pemberian merkuri klorida terhadap struktur mikroanatomi hati Ikan Mas. Skripsi. Universitas Negeri Semarang.

Effendie, M. I. (1997). Biologi perikanan. Yogyakarta: Pustaka Nusatama. 163 p.

Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup No. 51 tahun 2004 tentang Baku Mutu Air Laut.

Nurchayatun, T. (2007). Pengaruh pemberian merkuri klorida terhadap struktur mikroanatomi insang Ikan Mas. Skripsi. Jurusan Biologi, Fakultas MIPA, Universitas Negeri Semarang.

Fardiaz, S. (1992). Polusi air dan udara. Jogjakarta: Penerbit Kanisius.

Soebagio. (2001). Arahan dan gagasan pembangunan kelautan DKI Jakarta. Himpunan karangan ilmiah di bidang perkotaan dan lingkungan. 3(2).

Tandjung, S. D. (1982). The acute toxicity and histopathology of Brook Trout (Salvelinus fontinales, Mitchell) exponed in aluminium acid water. Dissertation. New Cork: Louis Calder Conservation and Ecology Study Center of Fordham University.

Widiyanti C. A., Sunarto., & Handajani, N. S. (2005). Kandungan logam berat timbal (Pb) serta struktur mikroanatomi ctenidia dan kelenjar pencernakan (hepar) Anodonta woodiana Lea., di Sungai Serang Hilir Waduk Kedung Ombo. BioSMART. 7(2), 136-142.

Published
2020-12-21
How to Cite
Hartati, S. T., Prihatiningsih, P., & Nugraha, B. (2020). Perubahan Bentuk Jaringan Biota Terdegradasi (Kerang Hijau, Rajungan, dan Beronang) di Perairan Kamal dan Cilincing, Teluk Jakarta: Changed of Form of Degradaded Biota Tissue (Green Clam, Swimming Crab, and Beronang) in Kamal and Cilincing Waters, Jakarta Bay. Jurnal Riset Jakarta, 13(2), 81-94. https://doi.org/10.37439/jurnaldrd.v13i2.18
Abstract viewed = 884 times
pdf downloaded = 685 times