Keanekaragaman Hayati Tanaman Akuatik Tenggelam di Situs Ramsar Pulau Rambut, Jakarta

The Submerged Aquatic Vegetation Biodiversity at The Ramsar Site of The Pulau Rambut of Jakarta

  • Agustin Rustam
  • Yusmiana Puspitaningsih Rahayu Pusat Riset Kelautan, Badan Riset dan Sumberdaya Manusia Kelautan dan Perikanan, KKP
  • Hadiwijaya Lesmana Salim Pusat Riset Kelautan, Badan Riset dan Sumberdaya Manusia Kelautan dan Perikanan, KKP
Keywords: Keanekaragaman hayati, Lamun, RAMSAR, Pulau Rambut

Abstract

Pulau Rambut merupakan satu-satunya situs RAMSAR di Indonesia yang berupa pulau kecil meliputi daratan dan perairan. Keberadaannya sebagai daerah singgahan ribuan burung migrasi dan keanekaragaman hayati daratan maupun perairan yang tinggi. Salah satunya adalah keanekaragaman hayati tanaman bentik tenggelam seperti lamun dan makro alga. Tujuan penelitian ini mengidentifikasi keanekargaan hayati tanaman bentik tenggelam khususnya lamun dengan potensi sebagai bioindikator kesehatan perairan dan potensi karbon biru dalam mitigasi perubahan iklim. Metode penelitian yang dilakukan adalah purposive sampling dengan mengitari dan mengobservasi seluruh pulau dan melakukan transek serta pengambilan sampel baik biomasa dan sedimen pada November 2017. Hasil yang didapat adanya empat jenis lamun yang ditemukan dan enam jenis makro laga. Adanya zonasi antara makro alga dengan lamun di stasiun Pulau Rambut Utara, dan jenis Thalassia hemprichii merupakan jenis kunci lamun di Pulau Rambut dengan nilai indeks penting tertinggi 191 %. Berdasarkan kajian ekosistem lamun sebagai bioindikator kesehatan lamun lokasi bagian utara kondisi perairan sehat dengan sedangkan bagian barat kondisi rusak/miskin. Potensi ekosistem lamun sebagai mitigasi perubahan iklim mampu menyerap karbon dalam stok biomasa lamun sebesar 1,85 MgC/ha. Keberadaan makroalga yang dominan meengindikasikan nutrien perairan yang tinggi jika berlangsung lama akan menyebabkan degradasi dan hilangnya lamun tergantikan dengan makroalga atau sedimen. Diperlukan sistem pengaturan yang terintegrasi mulai dari daratan utama sampai ke laut sehingga keberlangsungan suaka margasatwa Pulau Rambut tetap terjaga.

References

Ayat, S. (2020). Burung Terancam Punah Penghuni Pulau Rambut. https://www.mongabay.co.id/2020/02/02/burung-terancam-punah-penghuni-pulau-rambut/ [26Juli 2020]

Brower, J.E., Zar, J.H. & Von Ende. (1990). Field and Laboratory Methods for General Ecology. Wm.C. Brown Publisher. USA. 345 pp

Brown, D., Conrad, S., Akkerman, K., Fairfax, S., Fredericks, J., Hanrio, E., Sanders, L.M., Scott, E., Skillington, A., Tucker, J., Van Santen, M., & Sanders, C.J. (2016). Seagrass, mangrove and saltmarsh sedimentary carbon stocks in an urban estuary; Coffs Harbour, Australia, Regional Studies in Marine Science. Elsevier Ltd. doi: 10.1016/j.rsma.2016.08.005.

Burkholder, J.M., Tomasko, D.A., Touchette, B.W. (2007). Seagrasses and eutrophication. Journal of Experimental Marine Biology and Ecology, 350, 46–72.

Cardoso, P.G., Pardal, M.A., Lillebo, A.I., Ferreira, S.M., Raffaelli, D., & Marques, J.C. (2004). Dynamic changes in seagrass assemblages under eutrophication and implications for recovery. J Exp. Mar. Biol. Ecol, 302, 233–248.

Chmura, G.L., Anisfeld, S.C., Cahoon, D.R., & Lynch, J.C. (2003). Global carbon sequestration in tidal, saline wetland soils. Global Biogeochemical Cycles, 17(4), 22.1-22.12. doi: 1111 10.1029/2002gb001917.

Duarte, C.M., Kennedy, H., Marbà, N., & Hendriks, I. (2013). Assessing the capacity of seagrass meadows for carbon burial: Current limitations and future strategies. Ocean and Coastal Management, 83, 32–38. doi: 10.1016/j.ocecoaman.2011.09.001.

Fachrul, F. (2007). Metode Sampling Bioekologi. Bumi Aksara Press. Jakarta.

Fourqurean, J.W., Duarte, C.M., Kennedy, H., Marbà, N., Holmer, M., Mateo, M.A., Apostolaki, E. T., Kendrick, G. a., Krause-Jensen, D., McGlathery, K.J., & Serrano, O. (2012a). Seagrass ecosystems as a globally significant carbon stock. Nature Geoscience, 5, 505–509. doi: 10.1038/ngeo1477.

Fourqurean, J.W., Johnson, B., Kauffman, J.N., Kennedy, H., Emmer, I., Howard, J., Pidgeon, E., & Serrano, O. (2014). Conceptualizing the project and Developing a Field Measurement Plan. In Howard, J., S. Hoyt., K Isensee., E. Pidgeon., M. Telszewski. “Coastal Blue Carbon: Methods for Assessing Carbon Stock and Emissions factor in Mangrove , Tidal Salt Marsh and Seagrass Meadow”. The Blue Carbon Initiative. 39-107 page,.

Green, S.O., & Webber, D.F. (2003). The effects of varying levels of eutrophication on phytoplankton and seagrass (Thalassia testudinum) populations of the southeast coast of Jamaica. Bull.Mar. Sci. 73(2), 443–455.

Govers, L.L., Lamers, L.P.M., Bouma, T.J., de Brouwer, J.H.F., & van Katjwik, M.M. (2014). Eutrophication threatens Caribbean seagrasses – An example from Curaçao and Bonaire. Marine Pollution Bulletin, 89, 481–486.

[KMNLH] Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup No. 200. 2004. Tentang Kriteria Baku Kerusakan dan Pedoman Penentuan Status Padang Lamun.16 hal

[KMNLH] Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup No 51 . 2004. Tentang Baku mutu Air Laut.10 hal

Lapointe, B.E., Herren, L.W., Brewton, R.A., & Alderman, P.K. (2020). Nutrient over-enrichment and light limitation of seagrass communities in the Indian River Lagoon, an urbanized subtropical estuary. Science of the Total Environment, 699, 15 pp. https://doi.org/10.1016/j.scitotenv.2019.134068

Li, L., & Huang, X. (2012). Three tropical seagrasses as potential bio-indicators to trace metal in Xincun Bay, hainan Island, South China. Chinese Journal of Oceanology and Limnology, 30(2), 212-224. DOI: http://dx.doi.org/10.1007/s00343-012-1092-0

McKenzie. Campbell, S.J., & Roder, C.A (2003). Seagrasswatch: Manual for mapping & monitring seagrass resources by community (citizen) volunteers 2sd edition. The state of Queensland, Department of Primary Industries, CRC Reef. Queensland. pp 104

Ramsar. (2020). Country profile. https://www.ramsar.org/country-profiles [26 Juli 2020]

Rappe, R.A. (2010). Population and community level indicator in assessment of heavy metal contamination in seagrass ecosystem. Special section Ocean Pollution. Coastal marine science, 34(1), 198-204.

River Science. (2013). Using seagrass to understand the condition of the estuary. Goverment of Western Australia, Departement of Water.

[RSIS] Ramsar Sites Information Services. (2020). Pulau Rambut Wildlife Reserve https://rsis.ramsar.org/ris/1987 [26 Juli 2020]

Rustam, A. et al. (2014) ‘Peran Ekosistem Lamun Sebagai Blue Carbon Dalam Mitigasi Perubahan Iklim , Studi Kasus Tanjung Lesung, Banten’, Jurnal Segara, 10 (Juli), pp. 107–117.

Rustam, A., Kepel, T.L., Kusumaningtyas, M.A., Afiati, R.N., Daulat, A., Suryono, D.D., Sudirman, N., Rahayu, Y.P., Mangindaan, P., Heriati, A., & Hutahaean, A. (2015). Ekosistem lamun sebagai bioindikator lingkungan di P. Lembeh, Bitung, Sulawesi Utara. J Biologi Indonesia, 11(2), 233 - 241.

Rustam, A., Suryono. D.D., Kusumaningtyas, M.A., Ati, R.N.A., Daulat, A., Rahayu, Y.P., Sudirman, N. Salim, H.L., Mangindaan, P., & Hutahaean, A.A. (2016). Carbon Stock Assessment Of Seagrass Beds In Coastal Of Kema, North Sulawesi For Climate Change Mitigation. Poster paper International Conference SPICE, Bali.

Published
2020-08-03
How to Cite
Rustam, A., Puspitaningsih Rahayu, Y., & Lesmana Salim, H. (2020). Keanekaragaman Hayati Tanaman Akuatik Tenggelam di Situs Ramsar Pulau Rambut, Jakarta: The Submerged Aquatic Vegetation Biodiversity at The Ramsar Site of The Pulau Rambut of Jakarta. Jurnal Riset Jakarta, 13(1), 41-48. https://doi.org/10.37439/jurnaldrd.v13i1.28