- Hits: 894
DRD DKI Jakarta, BRIN dan Sekolah Ilmu Lingkungan UI Concern Terhadap Teknologi Pemanen Air Hujan
Perubahan iklim merujuk pada setiap perubahan dalam iklim dari waktu ke waktu, baik karena variabilitas alami atau sebagai akibat dari aktivitas manusia. Perubahan iklim tidak hanya berdampak pada naiknya temperatur bumi tetapi juga akan menyebabkan perubahan jumlah dan pola presipitasi, mengurangi prediktabilitas ketersediaan air, meningkatnya intensitas fenomena cuaca ekstrim. Perubahan siklus hidrologi berpengaruh pada keseimbangan neraca air. Seterusnya, berdampak luas terhadap kehidupan manusia, mengancam keanekaragaman hayati dan penikmatan hak asasi manusia atas air di seluruh dunia.
Sampai tahun 2020, cakupan layanan sumber air di DKI Jakarta baru mencapai 65 persen. Sedangkan jumlah pelanggan PAM Jaya hingga Juni 2021 sekitar 907 ribu orang. PAM sendiri menargetkan layanan mencapai 100 persen pada 2030. Air perpipaan yang mengalir ke Jakarta diketahui kurang lebih 20.725 liter per detik.
BRIN melalui program prioritas nasional berkolaborasi dengan berbagai perguruan tinggi di Indonesia, salah satunya dengan Sekolah Ilmu Lingkungan Universitas Indonesia melakukan kegiatan pembangunan sistem pemanen air hujan dan alat pengolah air hujan menjadi air minum di Kampung Nelayan Kalibaru Jakarta Utara, kawasan ini merupakan daerah yang belum memperoleh akses air perpipaan, dimana warga memenuhi kebutuhan air bersih dengan cara membeli dari pedagang air.
DRD DKI Jakarta sendiri pada bulan Juli 2021 lalu juga telah membuat kajian penyediaan air minum dari sumber air non konvensional (air hujan dan uap air yang ada di udara). Hasil kajian telah diterbitkan dalam bentuk buku dan dapat diunduh secara gratis di: https://drdjakarta.id/index.php/232-sinopsis-buku-memanen-air-atmosfer
Dengan hadirnya unit-unit pemanen air hujan di tempat-tempat tersebut diharapkan dapat membantu warga dalam pemenuhan kebutuhan air bersihnya, menjadi alat peraga bagi para penyuluh ketika melakukan sosialisasi, edukasi sehingga masyarakat menjadi tergerak untuk menerapkan sistem pemanen air hujan di tempat tinggalnya masing-masing.